Komunitas Ojek Kabupaten Ende menjadi agen kerukunan



Bapak Kabid URAIS Kantor Wilayah Kemenag Prop. NTT, Kakankemenag Kab. Ende dan Dandim Ende menyerahkan tumpeng ubi Nuabosi kepada pengurus komunitas ojek lintas agama kabupaten Ende


Pada tanggal 27 s.d 28 Juli 2012, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende menyelenggarakan kegiatan yang sangat spektakuler : Orientasi dan buka puasa bersama para tukang ojek lintas agama Kabupaten Ende.
Kegiatan yang strategis ini dilaksanakan selama 2 hari yaitu tanggal 27 s.d 28 Juli 2012. Pada hari pertama para tukang ojek mendapat bimbingan dan pendampingan rohani dan spiritual dari masing-masing pimpinan agama : Islam (oleh Bapak H.A. Djamal Humris BBM), Katolik (Rm. Ambrosius Nanga, Pr) dan Kristen (Pdt. Soleman Abraham Uli Loni, S. Th). Kegiatan ini dilanjutkan pada hari ke-2 yaitu tanggal 28 Juli 2012 dengan pemateri adalah : Bapak Yosef Nganggo, S. Ag-Kakankemenag Kab. Ende (Pelayan jasa transportasi/Tukang Ojek sebagai agen kerukunan di Kabupaten Ende), AKBP. Musni Arifin, SIK-Kapolres Ende (Kedisiplinan dan keselamatan dalam berkendaraan) dan dr. Agustinus G. Ngasu, M. Kes -Kadiskes Kab. Ende (Kerja dan kesehatan). Seluruh rangkaian kegitan diikuti penuh antusias oleh segenap Tukang Ojek yang hadir sekitar 105 orang dengan keterwakilan : yang beragama Islam 50 orang, yang beragama katolik 40 orang dan yang beragama Kristen berjumlah 15 orang.


Pada hari ke-2 yaitu tanggal 28 Juli 2012 sore hari, digelar buka puasa bersama para tukang ojek lintas agama kabupaten Ende. Acara buka bersama ini dihadiri Bapak Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi NTT ( Drs. H. Moh. Syamsul Ma΄arif) yang sekaligus membawakan ceramah puasa. Bapak Kabid Urais Kantor Wilayah Kementerian Agama Prop. NTT menyatakan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang sangat strategis ini, dengan satu pengharapan kiranya komunitas ojek maupun komunitas-komunitas lain yang bersifat lintas agama perlu dipupuk kebersamaan guna merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Selanjutnya, Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende (Yosef Nganggo, S. Ag) dalam acara seremonial pembukaan menerangkan ; Setelah 65 tahun Indonesia Merdeka atau 64 tahun setelah berdirinya lembaga kementerian Agama di Republik ini, untuk pertama kalinya kementerian agama RI Kantor Kabupaten Ende menyelenggarakan bimbingan dan pendampingan bagi kelompok masyarakat beragama yang tidak diperhitungkan selama ini yaitu para tukang ojek. Kegiatan ini terinspirasi atas visi dasar Kementerian Agama Kabupaten Ende periode 2010-2014: Masyarakat Ende (Semua lapisan masyarakat) Beriman, Cerdas, Rukun dan Sejahtera”. (BERNAS) yang dijabarkan dalam misi ke-4 yaitu bimbingan dan pendampingan bagi masyarakat beragama lintas agama. Dan ini didukung dengan semangat ada bersama menuju kerja bersama (dari koeksistensi menuju kolaborasi).

Hampir kurang lebih 65 tahun Indonesia merdeka dan 64 tahun lembaga kementerian agama RI dibentuk hingga saat ini, pusat perhatian Kementerian Agama Kabupaten Ende masih terbatas hanya tertuju pada lembaga pendidikan agama dan keagamaan, para tokoh atau pimpinan agama serta tokoh masyarakat sebagai mitra terdekat kementerian Agama dalam upaya menjalin kerukunan guna merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa NKRI.

Sejak 64 tahun lembaga kementerian agama RI dibentuk dan 62 tahun satker kementerian agama Kabupaten Ende hadir dan melayani masyarakat beragama di kabupaten Ende, baru pada periode 2010-2014 ada upaya kementerian agama RI Kantor Kabupaten Ende memberikan perhatian secara luas pada segenap lapisan masyarakat yang mendiami wilayah administratif kabupaten Ende. Dan pada tahun 2012 ini secara khusus, kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende menjaring dan merangkul para tukang ojek dalam sebuah wadah komunitas ojek kabupaten Ende untuk ambil bagian sebagai agen kerukunan di Kabupaten Ende ini.

Patut diakui bahwa adanya perubahan cara dan gaya hidup masyarakat moderen dewasa ini, khususnya di Kabupaten Ende menuntut pelayanan transportasi yang lebih cepat dan nyaman. Kenyataan ini sungguh melahirkan lapangan kerja baru yakni pelayan jasa transportasi (Tukang Ojek). Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk kabupaten Ende, penambahan jumlah para pelayan jasa transportasi (Tukang Ojek) dari waktu ke waktu mengalami peningkatan yang cukup signifikant sebagai sebuah lapangan kerja alternatif yang dapat mensejahterahkan hidup dan keluarga (Masyarakat) sekaligus sebagai upaya pelayanan masyarakat beragama.

Hadirnya para pelayan jasa transportasi (Tukang Ojek) ini, selain sebagai jawaban atas tuntutan kebutuhan hidup dan kesejahteraan masyarakat beragama, tetapi juga mengandung POTENSI besar didalamnya. Patut diakui bahwa dalam diri setiap tukang ojek terkandung keahlian dalam berelasi sosial (Human relation skills). Mereka dapat berinteraksi, berkomunikasi dan memahami para penumpang dalam berbagai latar belakang yang beragam. Keterampilan sosial ini merupakan jembatan yang kokoh-kuat dalam hubungan antar agama. Ini menjadi alasan mendasar bagi Kementerian Agama Kantor Kabupaten Ende melakukan penjaringan para tukang ojek sebagai agen kerukunan dengan dibentuknya komunitas ojek lintas agama tingkat kabupaten Ende pada tanggal 27 Juli 2012  dimana dari keterwakilan 105 para tukang ojek dari setiap agama di Kabupaten Ende, telah terpilih pengurus komunitas ojek lintas agama di kabupaten Ende ini.

Lahirnya komunitas ojek lintas agama tingkat kabupaten Ende ini sungguh mengangkat martabat para tukang ojek untuk bersanding bersama para pimpinan/tokoh agama dan masyarakat kabupaten Ende. Wadah baru ini diharapkan menyalurkan informasi yang benar dan tepat terkait isu-isu sosial keagamaan di kabupaten Ende. Dan sebagai agen kerukunan kepada mereka akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan secara terus menerus sehingga sungguh menjadi masyarakat beragama yang beriman, cerdas, rukun dan sejahtera. Pembangunan mental spiritual kepada segenap pelayan jasa transportasi roda dua ini merupakan sumbangan berharga bagi kelangsungan pembangunan daerah Ende Lio yang kita cintai. Dan pada bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini, segenap para agen kerukunan kabupaten Ende boleh berkumpul bersama memberikan dukungan bagi sama saudara kita yang beragama Islam dalam sebuah hajatan akbar : “Berbuka puasa bersama”. Momentum seperti ini adalah bukti persaudaraan dan keakraban yang mesti kita segarkan dari waktu ke waktu sehingga predikat Ende sebagai miniatur dan model kerukunan di tanah air NKRI sungguh nyata di bumi kelimutu ini. Dan gema : “dari Ende untuk Indonesia” dengan dicetusnya rumusan pancasila di bumi Ende tetap kita pelihara dan pertahankan bersama. Ed. Flav