DARI KOEKSISTENSI MENUJU KOLABORASI




Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Ende (Yosef Nganggo, S. Ag) ketika menyampaikan gagasannya dalam kegiatan Tatap Muka perdana dihadapan para kepala Madrasah Negeri dan Swasta, para kepala KUA, para pengawas, para guru agama lintas agama, para penyuluh, penghulu serta karyawan/wati Kantor Kementerian Agama Kab. Ende di gedung Ine Pare, pada tanggal 25 Agustus 2011.



Segala sesuatu berawal dari “ada” esse. Ada atau esse ini memiliki sifat dan kharakter khusus dan unik dalam dirinya dan selalu berbeda dengan yang lain. Adanya kehidupan dalam tatanan gerak dan perubahan selalu terkait atau memiliki jaringan dengan adanya yang lain. Khusus ada atau esse yang bersifat material atau lahiriah, keberadaannya membutuhkan ada yang lain. Ada bersama yang lain ini merupakan tuntutan kodrati manusiawi. Ada bersama yang lain atau orang lain selalu tertuju pada dua sasaran, yang bersifat membangun “konstruktif” dan yang menghancurkan “destruktif”. Secara positif, ada bersama yang membangun ini dimungkinkan jika terjalin komunikasi-koordinasi-terciptanya keputusan atau kesepakatan bersama. Dengan demikian ada bersama “koeksistensi” selalu ada aksi “aktus” dalam konteks gerak dan perubahan sehingga menuntut kerja bersama “Kolaborasi”



“Ada bersama” yang diriwayatkan Bapak Yosef Nganggo, S. Ag dalam ziarah kariernya, yakni pengalaman kebersamaan dengan para pimpinan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende dari masa : Bapak Drs. Nikolaus Ngaga Kira, Bapak Drs. Brechmans Bali, Bapak Drs. Frans Tasso Ve, BA, Bapak Drs. Agustinus T. Gempa dan Bapak Drs. Sarman Marselinus, sungguh merupakan mutiara berharga yang layak dicatat, dikenang dan dihidupkan saat ini dan masa yang akan datang. Atas catatan-catatan penting ini, Bapak Yosef Nganggo, S. Ag menegaskan bahwa : “ Kita mesti memiliki kesadaran ada bersama dan kerja bersama” dari koeksistensi menuju kolaborasi.

Sebagaimana adanya Negara Kesatuan Republik Indonesia, khususnya Kabupaten Ende yang akrab dengan kemejemukan : suku, agama, ras, golongan serta kepentingan-kepentingan politik, ekonomi, sosial dan budaya maka kesadaran ada bersama dan kerja bersama menjadi titik simpul yang dapat merekatkan persatuan sekaligus membongkar sekat pemisah antara kita. Dan untuk mengatur keharmonisan dalam kenyataan kebersamaan kita sebagai bagian dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi NTT, kita juga memiliki visi bersama Kementerian Agama Kantor Kabupaten Ende 2011-2014 yaitu “Masyarakat Beragama Kabupaten Ende ; Beriman, Cerdas, Rukun dan Sejahtera” BERNAS yang juga merupakan biasan dari visi Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi NTT.

Mimpi bersama kita ini akan menjadi nyata dalam semangat berja bersama atas tugas-tugas bersama sebagai berikut : Pertama; meningkatkan kualitas bimbingan, pemahaman, pengamalan dan penghayatan kehidupan beragama serta pelayanan Haji dan Umroh. Kedua; meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan. Ketiga; memperkokoh kerja sama lintas sektoral dan kerukunan hidup umat beragama serta lembaga agama. Keempat; memberdayakan umat beragama dan lembaga agama. Kelima; mewujudkan reformasi birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Dihadapan peserta yang hadir kurang-lebih 200 orang (para kepala madrasah negeri dan swasta, para kepala seksi dan penyelenggara, para kepala KUA Kecamatan se-Kabupaten Ende, para guru agama lintas agama, para penyuluh, penghulu, pengawas, karyawan/karyawati Kementerian Agama Kabupaten Ende) dalam kegiatan Tatap Muka Perdana di Gedung Ine Pare, tanggal 25 Agustus 2011, Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende menegaskan : Pertama ; sebagai instansi vertikal tata kerja kita hendaknya didasari Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2008, yaitu menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kedalam dan keluar, melaksanakan sistem pengendalian internal, bertanggungjawab secara hierarki serta melakukan pembinaan dan pengawasan. Kedua : menjadikan agama dan ajaran moral sebagai acuan atau cermin bertingkah-laku (tingkah laku atasan terhadap bawahan dan lain-lain), sikap mental terhadap organisasi, sikap mental terhadap pekerjaan dan pelayanan publik. Perubahan atau perbaikan sikap mental ini hanya mungkin terpatri dalam pribadi kita jika agama dan etika moral benar-benar menjadi acuan dan cermin dalam berperilaku. Dan pemahaman akan adanya “esensi” nilai-nilai agama serta upaya mendalami hakikat atau inti ajaran agama-agama akan mendapatkan sebuah temuan spiritualitas kekitaan. Dengan demikian perbedaan agama tidak menjadi penghalang dalam ada bersama atau kerja bersama, malah mendukung pencapaian pemenuhan kehidupan yang rukun dan harmonis. Muara dari pelayanan kehidupan beragama adalah semakin langgeng dan bermutunya kerukunan hidup umat beragama di Kabupaten Ende ini. Ini merupakan salah satu barometer kiprah kita, Kementerian Agama kabupaten Ende berhadapan dengan kondisi dinamis dari kehidupan beragama di Kabupaten Ende ini.

Semua mimpi-mimpi indah bersama ini akan menjadi pegangan dalam kehidupan bersama dengan membangun komitmen bersama yaitu : komitmen pada pelayanan, komitmen pada kualitas pekerjaan, komitmen untuk menyelesaikan persoalan, komitmen untuk terus belajar, komitmen untuk segera membuang seluruh kebiasaan yang tidak baik, komitmen untuk saling menghargai, komitmen untuk saling bekerja sama, komitmen untuk bekerja disiplin, komitmen untuk berlaku jujur serta komitmen untuk bekerja dengan ikhlas. Mari bergabung bersama dan bekerja bersama! Ed. Flv.