Pendidikan Pasraman Sebagai Garda Terdepan Penjaga Moralitas Bangsa


Pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 di Pasraman Maha Dewa telah dibuka kegiatan Pasraman Kilat oleh Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende. Kegiatan Pasraman Kilat ini akan berlangsung selama 3 (Tiga) hari, yaitu dari tanggal 30 Agustus s.d 01 September 2011. Kegiatan ini dilaksanakan dengan thema : “ Melalui Pasraman Kilat Kita Tingkatkan Srada dan Bhakti kepada Sang Hyang Widi bagi Siswa/Siswi Pasraman”. Hadir dalam kegiatan ini, Ketua Parisada Hindu Dharma (PHDI) Kabupaten Ende, Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kabupaten Ende, Bapak Kelian Banjar Suka Duka Kabupaten Ende serta siswa-siswi SD, SMP, SMA/SMK yang beragama Hindu se-Kabupaten Ende yang berjumlah kurang-lebih 50 orang.



Dalam kesempatan sambutannya, Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende, mengucapkan limpat terima kasih kepada penyelenggara kegiatan atas penghargaannya dalam memberi kepercayaan kepada Kementerian Agama untuk membuka kegiatan ini. Selanjutnya, Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende menjelaskan visi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ende 2011-2014 yaitu Masyarakat Kabupaten Ende : Beriman, Cerdas, Rukun dan Sejahtera. (BERNAS). Bertolak dari visi ini, salah satu tugas Kementerian Agama Kabupaten Ende adalah meningkatkan kualitas pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk pola pikir seseorang. Karena itu, untuk membuat perubahan besar dalam negera tercinta ini, maka harus dimulai dengan meningkatkan mutu pendidikan karena pendidikan memiliki peran penting dalam mencetak generasi-generasi visioner. Pendidikan memiliki peradaban sendiri dalam membentuk moral dan karakter anak bangsa. Pendidikan ini tidak berpusat pada pengembangan pengetahuan dan teknologi, namun harus mencakup pendidik agama, moral serta disiplin. Dewasa ini, pendidikan moral dan agama semakin penting, mengingat dampak globalisasi yang berandil besar terhadap dekadensi moral yang melanda sebagian besar belahan bumi ini. Dewasa ini, kita berada ditengah pusaran hegemoni media. Revolusi ilmu pengetahuan tidak hanya menghadirkan kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia modern, namun juga mengundang rentetan persoalan. Teknologi informasi yang berubah begitu cepat sehingga mampu membuat informasi cepat didapat, tak terbatas ragamnya serta lebih mudah dan enak dinikmati. Namun dibalik itu, sangat potensial untuk mengubah cara hidup seseorang, bahkan dengan mudah merambah ke kamar-kamar keluarga yang semula sarat dengan norma susila.

Kuatnya arus serta dampak negatif globalisasi itu tidak dapat dibendung. Salah satu alternatif yang mungkin dalam upaya menahan atau membendungnya adalah memperkuat ajaran agama dan pendidikan moral yang tinggi oleh masing-masing individu. Untuk itu, kebutuhan pendidikan agama dan moral itu sudah saatnya lebih gencar diberikan, tidak saja saat mereka menimbah ilmu dibangku sekolah namun juga ketika mereka berada dalam pergaulan ditengah masyarakat. Sejalan dengan ini, dalam konteks pembentukan serta penguatan akhlak bangsa Indonesia yang utuh, pendidikan pasraman sebagai salah satu lembaga pendidikan keagamaan Hindu Dharma, memiliki andil tersendiri. Pasraman dapat meningkatkan pemahaman siswa dan kaum muda tentang nilai-nilai ajaran agama Hindu Dharma sekaligus menjamin kelestariannya. Para guru pasraman yang dikedepankan oleh pendidikan Pasraman menempatkan sebagai garda terdepan penjaga moralitas bangsa. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kalangan pasraman. Isu pendidkan akhlak dan budi pakerti justru akan memperkuat andil dan peran pasraman dalam membangun karakter bangsa. Transformasi nilai-nilai Pasraman yang berpijak pada jiwa keikhlasan, kemandirian, kejujuran, kesederhanaan, kegotongroyongan dan lain-lain terbukti dalam pembentukan karakter bangsa.

Kegiatan Pasraman Kilat ini memiliki tujuan sebagai berikut : pertama, menggali budaya agama Hindu dan nilai-nilai filosofis yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat Hindu guna memperkuat Srada dan Bhakti kepada Yuhan Yang Maha Esa. Kedua, membiasakan siswa/siswi dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, keagamaan, seni serta budaya. Ketiga, melestarikan nilai-nilai luhur budaya dan agama Hindu Dharma. Ed.Flv.